Senin, 09 April 2012

XPDC Datum Genuk 1870

Geodesi adalah bidang ilmu inter-disiplin yang menggunakan pengukuran-pengukuran pada permukaan Bumi serta dari wahana pesawat dan wahana angkasa untuk mempelajari bentuk dan ukuran bumi, planet-planet dan satelitnya, serta perubahan-perubahannya; menentukan secara teliti posisi serta kecepatan dari titik-titik ataupun objek-objek pada permukaan bumi atau yang mengorbit Bumi dan planet-planet dalam suatu sistem referensi tertentu; serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk berbagai aplikasi ilmiah dan rekayasa  menggunakan matematika, fisika, astronomi, dan ilmu komputer

Datum geodetik adalah parameter yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran elipsoid referensi. Parameter-parameter ini selanjutnya digunakan untuk pendefinisian koordinat, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang di muka bumi. Setiap negara menggunakan suatu sistem Datum Geodetik yang masing-masing ditetapkan menjadi dasar acuan pemetaan nasionalnya.

Banyak peta atau data geodesi yang dipunyai/dimiliki oleh satu negara dengan negara lainnya menggunakan datum yang berbeda, bahkan dalam satu negara pun yang terdiri dari pulau-pula, zaman dulu sebelum adanya tehnologi satelit yang pengukuran sudut-sudut antara titik-titik di bumi dalam suatu jaringan triangulasi atau jaringan sudut segitiga masih menggunakan model pengukuran secara optik yang jangkauan pengukurannya maksimum 60 km, tiap wilayah atau pulau menggunakan datum yang berbeda. Misalnya di negara kita sendiri di jaman pemerintah kolonial belanda, Untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, ada Datum Genuk di semarang Jawa Tengah, ada Datum Gunung Raya di Kalimantan Barat, ada Datum Serindung di Kalimantan Timur, ada Datum Monconglowe di Sulawesi Selatan, ada juga Datum di Maluku dan Datum di Papua

Dalam sejarah pemetaan di Indonesia, telah terjadi beberapa kali perubahan datum geodetik yang digunakan. Pertama, untuk penggunaan sejak tahun 1870 (oleh pemerintah kolonial Belanda) hingga tahun 1974, Datum Geodetik menggunakan sistem koordinat relatif dan posisi Ellipsoid bermacam-macam. Untuk Jawa - Nusa Tenggara - Sumatera dipakai titik di Gunung Genuk, di sekitar Semarang sebagai titik awal sistem (berhimpitan dengan titik Gunung Genuk di Jawa Tengah) dan dinamakan Datum Genuk

XPDC Datum Genuk 1870


Sebagai jurusan teknik geodesi di universitas sebesar UNDIP. Tidaklah pantas jika kami tak bisa menemukan datum tersebut yang berada di kawasan jepara. Maka ketua jurusan mengerahkan MAPALA geodesi undip yang bernama SHERPA untuk mengemban misi ini

Tanggal 1-6-2011 pagi kami pun berangkat ke jepara dari kampus UNDIP Semarang. Kami terdiri dari 9 orang personil yang mana terdiri dari 8 orang mahasiswa teknik geodesi UNDIP angkatan 2009 dan juga bapak dosen kampus Geodesi

Sekitar jam 11 siang kami sudah sampai di kawasan jepara. Kami mulai bertanya pada orang orang tentang gunung genuk. Awalnya tidak ada yang pernah tau tentang gunung genuk hingga akhirnya ada seseorang yang tau tentang letak gunung genuk. Dan ternyata gunung genuk masih sangat jauh dari jepara. Kami pun melanjutkan perjalanan ke suatu daerah bernama Bangsri. Setelah sampai di bangsri kami masih bertanya tanya pada penduduk tentang datum genuk. 

Jalan yang kami lalui melewati desa desa terpencil. Kami sering nyasar karena tak tau jalan. Kami sering bertanya jalan pada penduduk yang kami temui. Dan akhirnya sekitar jam 1 siang kami sampai di Desa Guwo yaitu sebuah desa yang konon katanya dulu menjadi akar jalur ke arah puncak gunung genuk. Untuk memastikanya kami kembali bertanya kepada warga dan ternyata memang benar ada jalur ke arah puncak gunung genuk

Kami pun segera mempersiapkan perbekalan. Kami makan dahulu lalu segera beristirahat untuk memulihkan tenaga. Sekitar jam 2.30 siang kami berangkat ke puncak gunung genuk. Awalnya kami bermaksud mencarinya sendiri tanpa bantuan penduduk lokal tapi pak dosen menyarankan demikian agar XPDC ini berjalan lancar. Dengan di bantu 2 orang penduduk lokal akhirnya kami pun berangkat


Pertama tama kami harus melalui perkebunan warga. Kemudian jalur terus menanjak membelah semak belukar. Jalur yang kami lewati hampir tertutup karena tidak pernah di lewati sebelumnya. Kata penduduk lokal jalur ini terakhir di lewati beberapa tahun silam sehingga hampir tertutup seperti ini.


 
Kami terus melaju membelah rerumputan. Jalan yang kami lewati semakin terjalan dan menanjak. Belum lagi jalur semakin tidak jelas,sehingga memperlambat langkah kami. Tak jarang kami harus terjatuh karena terjalnya medan. Kami pun harus berpegangan pada semak semak untuk terus melangkah maju


Setelah itu kami mulai masuk kawasan hutan. Hutan yang kami lewati sangat lebat karena tak pernah tersentuh oleh manusia. Kami membuka jalan menggunkan golok agar lebih layak di lewati. GPS mengatakan datum genuk berjarak sekitar kurang dari 100 Meter dari tempat kami berpijak. Kami pun semakin semangat untuk menyelesaikan XPDC ini


Setelah melalui semak belukar dan hutan yang lebat akhirnya kami sampai di puncak gunung genuk. Datum genuk yang di buat tahun 1870 tersebut berada di antara semak belukar sehingga memaksa kami membersihkanya menggunakan golok. Kondisi datum lumayan hancur karena maklum lah usianya yang sudah ratusan tahun.


Kami pun beristirahat sejenak untuk makan dan minum. Lalu setelah mengambil beberapa foto dan mengibarkan bendera jurusan teknik geodesi UNDIP kami pun segera turun. Hari semakin senja sehingga memaksa kami agar bergerak lebih cepat. Sambil turun gunung kami alunkan golok untuk membuka jalur ini. Kami di bantu oleh penduduk lokal sehingga mempermudah tugas kami. Tepat saat jam 6 sore kami sampai di perkampungan. 



Malam itu kami menumpang di rumah penduduk. Sedangkan pak dosen dan 2 personil lainya langsung bergegas ke Semarang. Ke esokan harinya kami mampir sejenak ke pantai bandengan untuk merayakan keberhasilan XPDC ini ,,,,,,,,Salam Lestari



SHERPA
Solid,solid,solid ,,,,,,,



1 komentar:

  1. FOTOGRAFER : HARMEYDI AKBAR TRIMAKASIH UNTUK SLR 500 D YANG MENEMANI SAYA MENDOKUMENTASIKAN KEGIATAN KITA

    BalasHapus